Penulis kamerad: Thabenck Tombol
MENGENAL WATAK KEASLIAN PENGUASA INDONESIA MEMBUNUH RAKYAT BANGSA WEST PAPUA
1.Militer Organik & Non organik?
Ketidaktahuan tidak akan pernah menolong siapapun. “Karl Marx”
Segala apa yang dilakukan kaum tertindas adalah benar. “George Orwell”
Militer kolonial Indonesia merupakan alat penindas, pembunuh, pembantaian, pemerkosaan dan dimutilasi yang massif dan berstruktur terhadap rakyat bangsa west Papua dari tahun ke tahun.
Kekuasaan pemerintahan yang dipertahankan dengan kekerasan, kejahatan dan kebohongan biasanya tidak berumur panjang dan selalu hancur porak-poranda. Indonesia berada dalam posisi ini dan itu terlihat jelas dalam konteks persoalan konflik berkepanjangan di Papua Barat. Penguasa Indonesia selalu berbohong dari waktu ke waktu tentang persoalan kejahatan kemanusiaan dan ketidakadilan kronis di Papua Barat. “Dr. A.G. Socratez Yoman.”
Operasi militer Indonesia di Papua luka membusuk di tubuh kolonial Indonesia sebelum Pepera 2 Agustus 1969 yaitu:
1. Operasi Jayawijaya (1961-1962)
2. Operasi Wisnumurti(1963-1965)
3. Operasi Sadar(1965)
4. Operasi Brathayudhad (1966-1967)
5. Operasi Wibawa(1967)
6. Operasi Khusus Pengamanan Pepera(1961-1969)
7. Operasi Tumpas (1967-1970
Pentingnya agama, pemerintah Orang Asli Papua dari Sorong sampai samarai buka mata melihat rakyat Papua berenang dengan darah diatas tanahnya sendiri. Jangan pernah takut untuk berbicara kebenaran, ketika kita takut maka kita dibodoh-bodohi, kita bodoh maka kita diinjak-injak diatas tanah bangsa kita sendiri. “Aris Azar”
Adapun operasi militer yang perlu kita ketahui bersama sesudah Pepera 1969 yaitu sebagai berikut:
1. OPERASI PAMUNGKAS(1971-1977)
2. OPERASI KOTEKA (1977-1978)
3. OPERASI SENYUM (1979-1980)
4. OPERASI GAGAK I (1985-1986)
5. OPERASI GAGAK II (1986)
6. OPERASI KASUARI I (1987-1989)
7. OPERASI KASUARI II (1988-1989)
8. OPERASI RAJAWALI I (1989-1990) OPERASI RAJAWALI II (1990-1995
Dan masih banyak lagi tragedi yang tidak terhitung di tahun 2000 an seperti operasi maleo 2018, operasi tembaga pura 2018 dan masih banyak lagi lanjutan operasi pemusnahan tahun 2000 an sampai 2024 yang belum tercacat.
Militer Indonesia selain membunuh rakyat bangsa west Papua, militer Indonesia juga mencuri atau merampok sumber daya alam Papua, emas, nikel, tembaga dan eksploitasi manusianya dengan dalil Kepentingan bisnis neoliberalisme politik pasar bebas internasional maupun nasional, imperialisme dan kapitalisme saat ini menjadikan negara sebagai alatnya untuk menguasai dimana daerah yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Negara sebagai alat berperan menyiapkan Militernya beroperasi pengamanan tambang dan perusahaan seperti sawit kemudian imperialis dan kapitalis asing internasional maupun nasional keruk semua sumber daya alam dengan pengamanan kekerasan militer dengan moncong senjata, hal ini ancaman bagi masyarakat hukum adat Papua dari Sorong sampai samarai yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang akan perlahan kehilangan hak waris diatas tanahnya sendiri, kini semua tempat tinggal hutan pangan dari tempat mencari suaka kebutuhan sehari-hari dari hutan alam Papua, negara menyiksa dengan kebijakan yang tidak keberpihakan kepada masyarakat adat Papua dari Sorong sampai Samarai .
Penguasa Indonesia ada pula berupaya militerisasi rakyat Papua melalui proses pendekatan kegiatan sosial makan minum bersama dan kemudian dijadikan sebagai mata-mata, elit Papua perlu sadar bahwa jika anda menjilat syarat untuk mendapatkan tempat yang terhormat, maka jangan heran kalau anjing yang menjadi juaranya., disini menimbulkan dampak negatif thinking, kondisi terjadinya orang Papua jual orang Papua dan menimbulkan konflik horizontal maka mengakibatkan perang suku dan perang saudara. penguasa Indonesia Rekrut Orang Asli Papua dan jadikan TNI-POLRI, Intel dan lempar ke garis depan biar mereka baku bunuh sendiri. “Ahli Moertopo”
Ahli Moertopo mengatakan dengan tujuan jelas agar orang Papua dan Papua baku tembak dan baku bunuh, ini upaya penguasa Indonesia untuk menghabiskan ras orang Papua secara berstruktur, sistematis dan massif yang bermuara kepunahan ras orang Papua maka Papua akan tinggal nama atau tercatat historis kalau dulu diatas tanah Papua dulunya ada orang Papua rambut keriting, kulit hitam. Demikian pula perlu kita belajar dari suku aborigin Australia.
Rakyat bangsa west Papua perlu menyadari dan bijak dalam mengambil keputusan keberanian, pertemanan dan persahabatan dengan penguasa Indonesia perlu memahami motivasi dan ambisinya, setiap orang memiliki motivasi dan ambisi yang mendorong tindakan mereka. Cobalah memahami apa yang ingin dicapai oleh musuh kita dan apa yang mendorong mereka untuk bertindak seperti itu. keberanian akan membuat kalian bertahan dalam situasi apapun! Nyali sama harganya dengan nyawa! Jika itu hilang niscaya tak ada gunanya kau hidup “Che Guevara”.
2. Pemerintah Orang Asli Papua Dalam sistem Penguasa Indonesia
Otonomi khusus dan daerah otonomi baru lahir karena adanya tuntutan rakyat bangsa west Papua meminta merdeka untuk menentukan nasibnya sendiri diatas tanah bangsa west Papua karena massa depan bangsa yang lebih baik adalah bangsa yang bebas dari segala bentuk penindasan, perbudakan.”Patronase”
Pemerintah kolonial Indonesia, Rakyat Papua, dan komunitas internasional harus jujur mengakui bahwa “Otsus & DOB lahir karena tuntutan rakyat bangsa west Papua merdeka bukan kesejahteraan pembangunan”. Kata “kesetaraan” merupakan kata mitos lama yang terus di ulang-ulang dari tahun ke tahun dan diungkapkan dalam berbagai forum dan kesempatan untuk menutupi dan menghilangkan akar persoalan bangsa west Papua yang sesungguhnya, yaitu masalah status politik bangsa west Papua.
Pemerintah Orang Asli Papua yang berada dalam sistem pemerintahan kolonial Indonesia, provinsi, daerah dan lembaga agama maupun lembaga yang lainnya dari Sorong sampai samarai hari-hari ini membawa semua rakyat bangsa west Papua seperti domba-domba di jalan pembantaian, pembunuhan, pemerkosaan dan dimutilasi., hal ini sangat disayangkan sekali. Kita rakyat bangsa west Papua di ciptaan oleh Tuhan dengan sempurna memiliki nilai kemanusiaan, memiliki moral dan martabat seperti manusia-manusia di bangsa lain yang ada di dunia ini tapi rakyat bangsa west Papua dari tahun ke tahun menjadi buruan negara kolonial Indonesia.
Pemerintah Orang Asli Papua dari Sorong sampai samarai terus membuat kabur roh dari latar belakang sejarah mengapa Otsus dan Dob ada di Papua. Para pengusaha kolonial imperialisme, kapitalisme asing maupun Indonesia berusaha dengan berbagai bentuk dan siasat untuk mereduksi esensi dan makna perjuangan lahirnya Otsus dan Dob Papua., Jakarta tidak tertarik dengan orang Papua, yang membuat Jakarta tertarik adalah tanah dan sumber daya alamnya. “Ali Moertopo”
3. Rumah Sakit Tempat Pernapasan Terakhir Bagi Rakyat Bangsa West Papua
Rumah-rumah orang sakit yang ada di tanah Papua dari Sorong sampai samarai merupakan tempat meninggalnya rakyat bangsa west Papua atau tempat peristirahatan terakhir rakyat bangsa west Papua, mengapa karena semua pegawai kesehatan rumah sakit dikuasai oleh militer Indonesia dalam hal ini bin, bais dan intelijen negara lainnya menyamar menjadi dokter, suster dan perawat dan bidang.,
Perlengkapan Obat-obatan yang ada diatas tanah bangsa west Papua dari Sorong sampai samarai merupakan obat-obatan yang menghilangkan orang Papua atau membunuh orang Papua sebab setiap orang Papua yang menderita sakit masuk rumah sakit kini merupakan membawa diri seperti ke jalan pembantaian, dalilnya rumah sakit Papua dari Sorong sampai samarai produksi mayat lebih banyak dibanding menyembuhkan penderita.
Setiap orang Papua sakit masuk rumah sakit, yang keluar mala mayat bukanya keluar dengan kesembuhan, ini hal yang konyol maka rumah sakit mewah yang ada di tanah Papua merupakan sarang pembunuh orang asli Papua yang siap menjadi mayat dan tunggu waktu kapan meninggal.
Sangat penting kita orang asli Papua berobat secara tradisional karena berbagai jenis Tumbuhan yang ada di Papua bisa menjadikan obat tradisional, rakyat Papua sebelum mengenal negara pun, leluhur rakyat Papua bisa berobat dengan cara tradisional maka perlunya memakai budaya adat istiadat secara natural dan turun temurun untuk melakukan pengobatan kesehatan secara tradisional.
Di sisi lain Perempuan Papua disiksa oleh kebijakan penguasa Indonesia dipaksa atau ekploitasi ikut harus program kesehatan KB hal ini juga pengaruh besar untuk rakyat Papua mengurangi populasi rakyat bangsa west Papua dan membatasi mama-mam Papua untuk tidak mengandung atau tidak melahirkan lagi dengan batasan-batasan waktu melahirkan maka kita orang Papua tidak bisa berkembang berkelanjutan turun temurun populasi manusia Papua setiap tahun jumlah penduduk orang asli Papua semakin menurun secara drastis.
Negara dalam hal ini Indonesia sengaja mendesain sebaik mungkin melalui program KB atas nama kesehatan untuk menghabiskan ras orang Papua secara berstruktur dari Sorong sampai samarai merupakan keharusan perspektif kolonial Indonesia karena ketakutan penguasa Indonesia, jika manusia Papua populasi semakin banyak dan berkembang maka terus akan ada perlawanan dan akan terus hidup nasionalisme kebangsaan Papua merdeka.
4. Minuman Keras Racun Kematian Bagi Orang Papua
Minuman keras merupakan salah satu alat penguasa Indonesia untuk membunuh atau memusnahkan ras orang Papua, maka kenapa di Papua pembiaran miras ilegal terus-menerus karena penguasa Indonesia mengetahui bahwa orang Papua menyukai minuman keras dan kemudian gampang sekali penguasa Indonesia membunuh rakyat Papua melalui minuman keras dimana rakyat Papua banyak yang menjadi subjek konsumen miras yang mengakibatkan peningkatan kecelakaan tabrak lari, pembunuhan dan penculikan dengan keadaan miras yang tak sadarkan diri., walaupun orang meninggal dan habis dari tahun ke tahun karena miras, tapi orang Papua tidak pernah menyadari bahwa minuman keras produk penguasa Indonesia merupakan mesin pembunuh rakyat Papua.
Minuman keras mengikat kesehatan pikiran manusia dan mengisolasi diri untuk bernalar sebagai manusia yang memiliki pikiran moralitas dan integritas yang diberikan oleh Tuhan secara gratis, tapi sayangnya manusia terjerumus dalam dunia diskotik, berpesta pora, mabuk-mabukan massal dan seksisme menjadi kenikmatan pelampiasan nafsu yang mengakibatkan resiko penyakit HIV/AIDS yang bermuara menunggu waktu kematian.
Metode seperti ini strategi penguasa Indonesia membunuh atau memusnahkan ras rakyat Papua dengan minum keras yang berstruktur dan sistematis., kita tidak merasakan hal ini terjadi begitu cepat tapi dia prosesnya tidak begitu cepat namun perlahan-lahan orang Papua akan punah diatas tanahnya sendiri.
5. Pendidikan Indonesia Pembunuh Kemerdekaan berpikir Mahasiswa Papua
Selama ini kampus hanya untuk meneguhkan kepatuhan sebagai sebuah kebajikan sehingga kelak akan muncul sedikit saja orang yang berani menantang segala sesuatu. “Eko Prasetyo”
pendidikan merupakan membebaskan manusia dari kedunguan dan senjata paling ampuh untuk mengubah dunia. “Nelson Mandela.”
Kemerdekaan berpikir mahasiswa, tentu ruang kebebasan berpendapat dan berekspresi dibatasi di kelas maupun diluar kelas, mahasiswa ketika berpikir radikal maka dikatakan stikma dengan pengacau, perusak dan lainnya, karena ketakutan penguasa Indonesia ketika mahasiswa berani melawan kebijakan dan berani protes berbagai persoalan kebusukan oleh penguasa maka ruang mahasiswa untuk berpikir radikal secara moral, gagasan yang logis dibungkam dan dibatasi. Hal ini merupakan pembunuhan berpikir setiap mahasiswa untuk terdidik secara liberal yang merdeka namun Penerapan pendidikan seperti ini pun semakin dekatnya keruntuhan sebuah negara yang semakin gila kebijakan penguasa, maka saya dituntut untuk bergerak melawan harus karena cuma ikan mati yang berenang ikut harus. “Roky Gerung”
Kesimpulan”
angsa Yang besar Adalah Bangsa Yang tau Sejarahnya, Budayanya, asal-usul dan jatidirinya, Musa Mako Tabuni,
#Wenekar Karunggu agitasi & propaganda Aliansi mahasiswa papua komite kota lombok
@Media Website Karungguwene.com