Aliansi Mahasiswa Papua (AMP-KK) Lombok
“DISKUSI PUBLIK BELAJAR BERSAMA”
Tema:
Mengapa kita Anti dengan Budaya Senioritas Bentuk Membunuh Karakter Kemerdekaan Berpikir Junioritas!
“Masa depan yang lebih baik adalah bangsa yang bebas dari segala bentuk penindasan, perbudakan, patrontisme,seniorisme dan pembungkaman suara kemerdekaan berpikir” (van apeldoor).
Ketidaktahuan Tidak Pernah Menolong Siapapun_karl Marx
“Bergerak agar tidak terinjak, berteriaklah agar didengar.”
Ibu Shirin Ebadi, wanita Iran peraih Nobel Perdamaian, ia katakan bahwa “ketakutan kami untuk mengatakan kebenaranlah yang menyebabkan selama bertahun-tahun memberi kesempatan dan kekuatan bagi para penindas yang menindas kami.”
Haris Azhar, S.H., M.A., Aktivis Hak Asasi Manusia, ia pernah katakan bahwa; “jangan takut, mengapa? Karena ketika kita takut maka dibodoh-bodohi dan ketika kita bodoh maka diinjak-injak.”
“Kalau kita berani tidak ada yang melawan kita, karena kunci keberhasilan adalah hanya berani,” ujar Dimara di dalam buku yang berjudul: Saya Bukan Bangsa Budak, penulis buku adalah Pdt. Dr. Socrates Sofyan Yoman.
Van Alpeldoorn di dalam buku yang berjudul: Ilmu Hukum. la katakan bahwa manusia adalah subyek hukum yang ingin bebas dari penindasan dan perbudakan karena manusia memiliki kemauan atau keinginan untuk bebas dari gangguan dan intimidasi oleh pihak manapun.
Universitas merupakan wadah bagi seluruh mahasiswa bebas untuk mengembangkan dan membentuk jati diri dalam rangka mempersiapkan diri di dunia kerja dan karya ataupun untuk membangun bangsa ini menjadi lebih baik. Dalam proses pembentukan jati diri, mahasiswa harus merasakan kemerdekaan. Bukan seharusnya mendapatkan tendensi atau batas-batasan atau larangan-larangan dari mahasiswa-mahasiswa atau pihak-pihak (senior) yang memiliki kekuatan (power).
Secara umum mahasiswa yang kita kenal dalam pengertiannya adalah ketika telah diterima di lembaga universitas atau dunia pendidikan, memiliki slip pembayaran yang sah dan telah memiliki kartu mahasiswa. Dalam hal ini, ketika seseorang yang sudah terdaftar dalam universitas, ia telah sah menjadi seorang mahasiswa.
Maka sepatutnya ia mendapatkan hak-haknya di dalam universitas setelah melakukan kewajibannya mahasiswa tidak ditindas,didiskriminasi, dihisap dan membunuh karakter berpikirnya oleh senioritas atau mahasiswa lama dengan sewenang-wenang atas nama senioritas.
sekarang ini, pasti kita sangat lekat dengan yang namanya senioritas dan junioritas yang selalu diberlakukan dalam institusi atau organisasi.siapa yang terlebih dahulu masuk dalam sebuah institusi atau organisasi, maka orang itu resmi menyandang status senior dan siapa yang terlambat masuk dalam institusi atau organisasi itu maka dia akan menyandang status sebagai junior.Tanpa mempertimbangkan kualitas individunya.
Senior merupakan arti kata dari individu yang lebih tinggi derajat, jabatan, pengalaman, serta dia duluan memasuki dunia kampus atau organisasi. sedangkan junior diibaratkan kertas putih yang kosong dan membutuhkan setiap pengalaman dan pengetahuan dari individu yang menyandang status senior untuk membuat coretan dalam kertas putih kosong tersebut.
Kami melihat bahwa; sistem senioritas sedang dan terus membunuh kemerdekaan berpikir junior, membatasi kemerdekaan bertindak, berekspresi,berorganisasi dan serta mau mengembangkan gagasan, ide dan pikiran dengan bebas tanpa diganggu oleh yang bernama senioritas.
yang menganggap dirinya lebih berkuasa, lebih pintar, lebih tahu dan dianggap dirinya sebagai superior daripada juniornya.
Kita harus mengetahui bahwa kita semua pernah menjadi senior mulai dari SD,SMP,SMA dan sampai perguruan tinggi itu semua merupakan hanya soal status atau soal waktu duluan masuk dan dari belakang masuk dalam pendidikan maupun dunia organisasi. artinya duluan masuk dunia kampus atau dunia organisasi itu bukan ukuran berpikir seseorang melainkan duluan
Para mahasiswa baru (MABA),harus perlu mengetahui bahwa;Universitas merupakan rumah atau wadah untuk seluruh mahasiswa bebas mengembangkan dan membentuk jati diri dalam rangka persiapan diri untuk menentukan(Self Determination) masa depan yang lebih baik didunia kerja ataupun untuk membelah dan mempertahankan tanah airnya agar tanah air tidak dirampas oleh bangsa asing.dalam proses pembentukan jati diri, mahasiswa harus merasakan kemerdekaan berpikir, kemerdekaan berekspresi, kemerdekaan kreatif, kemerdekaan menyampaikan gagasan dan ide dengan bebas sebagaimana yang tertuang dalam uu no.12 tahun.2012 tentang kebebasan akademik dan otomon kampus.bukan seharusnya mendapatkan tendensi,pembungkaman suara,pembatasan kemerdekaan berpikir dan bahkan merendahkan intelektual dari mahasiswa-mahasiswa atau pihak-pihak (senior) yang memiliki kekuatan (Power).
Kenapa merugikan nasib junior?? Karena senior menganggap dirinya dialah yang lebih tahu,lebih pintar, lebih berilmu dan lebih berkuasa didunia kampus maupun dunia organisasi sehingga junior-junior harus tunduk dan patuh pada senior’ hormat pada senior dan junior lewat harus cium tangan senior. ini merupakan budaya kolot,budaya penindasan, budaya superior, budaya barat, budaya tidak mendidik dan budaya membunuh karakter umat manusia didunia kampus maupun dunia organisasi.
Selain itu, ilmu pengetahuan digunakan untuk didewa-dewakan,ditokoh-tokohkan dan bahkan ilmu pengetahuan menggunakan untuk merayu dan eksploitasi kawan-kawan perempuan atau lebih kasarnya adalah ilmu pengetahuan mengunakan untuk melampiaskan nafsu hasratnya atas nama senioritas.
Kriminalisasi adalah mengukur kemampuan seseorang dengan gaya penampilan, postur tubuh,gaya pakaian dan kecantikan dan kegantengan ini merupakan kriminalisasi dan merendahkan martabat orang lain.hanya karena dilihat dari penampilan.hanya karena menggunakan pakaian yang kurang bagus.hanya karena melihat dari fisik.
bentuk penindasan secara halus ini tanpa kita sadar akan membunuh karakter kemerdekaan berpikir junior menjadi penakut dan kurang percaya diri.persis apa yang dikatakan oleh Josua Wahyudi Kepribadian manusia dipengaruhi oleh faktor turunan dan faktor lingkungan. faktor turunan merupakan faktor dari dalam manusia yang seringkali dikaitkan dengan bentukan dari Tuhan atau turunan.
Materialisme dialektika dan historis (MDH) Karl Marx,menyebutkan bahwa ” kesadaran manusia ditentukan oleh keberadaan sosial masyarakat” faktor lingkungan banyak berbicara soal hal-hal yang terjadi diluar saat orang itu hidup, bagaimana orang-orang di dekat kita, kondisi kita, tuntutan kita akan membentuk kepribadian kita.
Menurut Josua Wahyudi bahwa pembentuk kepribadian manusia terbagi atas dua, yaitu faktor turunan dan faktor lingkungan. Ketika junior dalam lingkungan kampus, mendapatkan tendensi dari senior, maka itu akan membentuk karakter junior yang takut karena jiwa kepemimpinannya akan berkurang walaupun kadang penerimaan mahasiswa baru di lakukan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK).
Kalau pun mereka yang menamakan senior sadar akan hal ini, apa yang mereka lakukan akan menghancurkan eksistensi mahasiswa. Karena akan terbentuk kelompok-kelompok antar mahasiswa, atau kelas-kelas sosial di dalam kalangan mahasiswa, sebagaimana kelas tertindas dan kelas penindas.hal tersebut akan menjadikan gerakan mahasiswa menjadi pincang, karena egoisme senioritas.
Budaya kolot senioritas pembunuhan karakter ini merajalela dimana-mana sehingga kuasa senior digunakan untuk menteror dan mengintimidasi junior sebagai inferior dan serta mengkalim diri sebagai superior power maha tahu,maha kuasa, maha pintar dan maha benar atas nama senior.
Jadi tidak ada pembeda antara mahasiswa baru dan mahasiswa lamah.
Maka dari itu kami KK-Lombok mengundang kawan-kawan Berdomisili mahasiswa Papua yang ada di kota Mataram ikut diskusi bersama yang akan dilaksanakan pada:
Hari tanggal: Minggu,4 Agustus 2024
Waktu :18:00 (wita Papua Barat
Tempat: Sekret AMP Nenggam Po Nduga
Demikian seruan diskusi publik ini, kami buat dan kami sampaikan kepada kawan-kawan sekalian. Atas partisipasinya kami ucapkan Terima kasih.
Panjang umur perjuangan.!
Panjang umur hal-hal baik.!
Medan juang, 3 Agustus 2024