“KOLEKTIF _KSPBB LOMBOK”
Penulis kamerad: Thabenack Tomboll
KOLEKTIF KELOMPOK STUDY PAPUA BELAJAR BERSAMA_(KKS-PBB) LOMBOK
Belajar Bersama: “Belajar Membaca dan Mendalami Sejarah Bangsa West Papua “
Ketidaktahuan Tidak akan menolong siapapun_karl Marx
Revolusi tidak harus menunggu tapi harus ciptakan kondisi revolusi “-Ernesto Che Guevara Resolusi Cuba
“HUTAN PAPUA DEFORESTASI DARI MASA KE MASA”
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan unsur hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.
Orang Papua Hidup Tanpa Negara_Nyamuk karugu”
Bangsa Papua adalah ras Negroid sedangkan bangsa Indonesia pada umumnya adalah ras Mongoloid. Dengan perbedaan ras ini menimbulkan perbedaan yang lainnya, entah perbedaan fisik maupun mental, dan kedua bangsa ini sama sekali tidak pernah mempunyai hubungan apapun dalam sejarah kehidupan di masa silam. Masing-masing hidup sebagai bangsanya sendiri dengan karakteristiknya yang berlainan pula. Sehingga tindakan pencaplokan Papua Barat oleh Indonesia ini dianggap tindakan menjajah. Hal itu pernah diungkapkan oleh Wakil Ketua Presidium Dewan Papua, Tom Beanal, bahwa:“
Dalam kehidupan sehariannya, moyang kami tidak pernah melihat asap api kebun Indonesia apabila mereka berkebun. Moyang kami tidak pernah bercerita kepada kami bahwa kami punya dendam perang dengan keturunan Soekarno dan soeharto dan moyang bangsa Indonesia. Kami bangsa Papua tahu dan sadar akan diri kami bahwa kami berbeda dengan bangsa Indonesia. …Bangsa Papua termasuk ras Negroid mendiami kepulauan Melanesia di Pasifik selatan, karena bangsa Papua berbeda dengan bangsa Indonesia lainnya yang umumnya masuk ras Mongoloid dan Austronosoid yang mendiami kepulauan Melayu dan kepulauan Austronesia.”
HUTAN PAPUA DEFORESTASI DARI MASA KE MASA.
Sumber Daya Alam Papua Akar Konflik Berkepanjangan!
Rakyat Papua perlu membangun persatuan untuk menyelamatkan bangsanya, Sumber Daya Alamnya dan sekaligus menghormati hak-hak masyarakat adat yang sekian lama terabaikan dan mengusir penjajah diatas tanah Papua dari Sorong sampai samarai, negara ini menghukum semua rakyat Papua kedalam penjara daerah otonomi baru (DOB) dan menunjuk maling-maling besar (Elit Papua) untuk bekerja dalam sistem pemerintahan boneka buatan Indonesia yaitu OTONOMI KHUSUS/DAERAH OTONOMI BARU PAPUA, dalam hal ini Indonesia sebagai alat imperialisme, kapitalisme internasional maupun nasional sebagai mesin penindas, pembunuh, pembantaian, pemerkosaan, atas nama kesejahteraan rakyat Papua deforestasi sumber daya alam Papua dari masa ke masa.
Pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah yang ada di Papua adalah bentukan oleh negara untuk ikut serta eksploitasi sumber daya alam Papua dan nasip masyarakat adat Papua menjadi tertindas diatas tanahnya sendiri.
Deforestasi hutan Papua dan eksploitasi sumber daya alam Papua itu pun tidak terlepas dari operasi militer Indonesia diatas tanah Papua dan keruk semua sumber daya alam yang ada di Papua dengan moncong senjata organik dan non organik. Rakyat Papua perlu menyadari bahwa Indonesia adalah perampok atau maling yang mendirikan negara diatas bangsa Papua yang telah merdeka.
Konflik di Papua Makin membara!
Ditilik dari banyak sisi, perampasan hutan adat di Papua diprediksi memicu ekosida, yakni pemusnahan suku, ras dan alam yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Karena itu, pemerintah tak boleh menutup mata terhadap perusakan alam di Papua. Bukan hanya karena masalahnya makin sering viral di media sosial, tapi juga karena skala dan bahayanya memang makin besar.
Neoliberalisme asing atau Negara-negara imperialis dan kapitalis asing mendesain program seperti strategi nasional dan food estate kemudian yang menjadi sasarannya dimana daerah yang mempunyai ekosistem sumber daya alam hayati yang masih utuh atau masih hijau menjadi sasaran deforestasi dan eksploitasi sumber daya alam berkepanjangan atas nama pembangunan, kesejahteraan namun prakteknya bermuara pelanggaran hak asasi manusia yang masif di benak penindas, perampok kekayaan alam Papua dalam hal ini negara sebagai mesin pemilik perusahaan, tambang yang beroperasi dari masa ke masa diatas tanah Papua dengan kekuatan militer memarjinalisasi, eksploitasi, memperbudak masyarakat diatas hak tanahnya sendiri dengan kekerasan militer yang menjadi mesin penindas, pembunuhan.
Peran negara tidak akan ada namanya keberpihakan kepada rakyat Papua karena benak atau di kepalanya hanya berpikir untuk mencuri sumber daya alam yang ada di Papua, negara sebagai alat kapitalisme, imperialisme sebagai mesin pembunuh rakyat pemilik sumber daya alam diatas tanah Papua, dimutilasi, pemerkosaan dengan dalil militer Indonesia hal ini fakta yang hari-hari ini diterapkan oleh negara di Papua.
Disini pentingnya rakyat Papua dan mahasiswa sebagai pundak rakyat bangsa west Papua perlu ada kesadaran membangun persatuan untuk lawan penjajahan diatas tanah Papua.
pemerintah provinsi, pemerintah daerah maupun elit-elit Papua dan para toko agama hari-hari ini membawa semua rakyat Papua seperti domba-domba dijalan pembantaian imperialisme, kapitalisme yang sistematis dan terstruktur bermuara pelanggaran hak asasi manusia yang masif dari masa ke masa, hutan Papua dan masyarakat adat Papua terancam punah diatas tanahnya, diatas negerinya sendiri. DOB atau daerah otonomi baru di Papua merupakan sebagai alat penindas rakyat Papua dan tidak terlepas juga untuk deforestasi hutan Papua, eksploitasi sumber daya alam Papua dan menjadi aktor pembunuh rakyat Papua hal ini perlu mengetahui rakyat Papua jika terus untuk diam maka kita dibodoh-bodohi, diinjak injak diatas negeri, Bangsa kita sendiri., dan kemudian nasib komunitas masyarakat adat di Papua jelas berada dalam bahaya. Pembukaan lahan sawit bukan hanya mengancam keberlangsungan hidup masyarakat adat Papua, tapi juga merusak paru-paru dunia. Rakyat Papua dari Sorong sampai samarai perlu ada gerakan persatuan menggugat semua izin usaha proyek nasional, internasional, swasta maupun kelompok yang ada di teritorial Papua.
lembaga advokasi lingkungan Papua perlu buka mata melihat kekejaman negara mencuri sumber daya alam Papua yang masif dari masa ke masa ini sudah sepantasnya memicu diskusi masyarakat luas untuk mencari solusi atas pelbagai persoalan yang melanda Papua., Rakyat Papua perlu adanya upaya membangun persatuan dan kesatuan berjuang untuk bisa hidup secara damai, bermartabat di atas bangsanya sendiri secara bangsa yang merdeka dan berdaulat untuk melindungi sumber daya alam serta manusianya.
Solusi yang demokratis untuk keluar dari kejahatan negara penjajah, perampok, pembunuh, pemerkosa dan mutilasi adalah rakyat Papua perlu ada kesadaran membangun persatuan untuk membebaskan bangsa Papua secara merdeka agar bisa hidup dengan damai dan harmonis yang bermartabat diatas bangsanya sendiri.
Segala sesuatu yang di lakukan oleh kaum Tertindas adalah benar _George Orwell
kami ada maka kami Berpikir kami Hidup maka kami pemberontak_camus
kelompok study papua belajar bersama (KSPBB) lombok Kitong papua kitorang bukan Indonesia kawan-kawan kitorang dibudayakan diskusi alternatif ke-tidak tahun tidak akan menolong siapapun_karl Marx datang dan Diskusi bersama:
Hari/Tgl Selasa, 31 Juli 2024
Tempat: Nenggam PO Nduga
Waktu : 18.00-(WITA) Selesai
Persatuan tanpa tanpa batas Perjuangan sampai menang.
Panjang umur perjuangan.!
Panjang umur Hal-hal baik.!
“Medang Juang 31 july 2024
“Thabenak Thomboll”