Aliansi Mahasiswa Papua-AMP komite kota Lombok dan Front Rakyat Indonesia untuk west Papua (FRI-WP)
belajar bersama: Belajar update situasi sejarah historis Papua Barat bersama, belajar mendidik dalam organisasi bersama, belajar perlawanan dengan pemberontak di jalan raya bersama.” Ketidak tahuan tidak pernah menolong siapapun -karl Marx.
Bangsa yang besar adalah Bansa yang punya Arga diri dan martabat untuk membicarakan nasib bangsanya sendiri_Lintas.
Bangsa yang buta membaca situasi gampang di tipu oleh penguasa -che Guevara.
Kata V: Lenin; negara kapitalisme hartinya sistem imperialisme-kapitalisme yang sistematis dengan orang-orang yang meemgang badan-badan bersenjata yang lengkap dan struktur.
Hasil pembacaan situasi umum dan diskusi bersama pada tanggal 24 bulan Mey tahun 2025, Jam 04:00 Wita sampi jam 06.00 Wita, Pantai Senggigi Nusa Tenggara Barat. pembacaan situasi dan belajar bersama latihan orasi politik, di pimpin oleh komrade wene Karunggu sebagai Pengarah dan mengadakan Latihan orasi politik bersama kawan-kawan AMP-kk lombok dan FRI-WEST selesai jam 6.00 WITA.
Hasil pembacaan situasi Internasional,Nasional, Regional, Lokal:
Presiden AS, Tarif yang dikenakan oleh pemerintahan Trump memang bisa dianggap sebagai salah satu faktor yang memperburuk krisis global, terutama terkait dengan daya beli masyarakat yang semakin tertekan akibat kenaikan harga barang. Tarif impor yang dipaksakan oleh AS menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal, dan hal ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat di negara-negara yang menjadi target tarif.
1. Kenaikan Harga Barang Impor:
Tarif, yang merupakan pajak impor, menyebabkan kenaikan harga barang impor. Perusahaan yang mengimpor barang harus menanggung biaya tarif tambahan, yang kemudian diimbangi dengan kenaikan harga produk.
Kenaikan harga ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat. Masyarakat yang memiliki pendapatan terbatas akan kesulitan membeli barang impor yang harganya menjadi lebih mahal.
2. Gangguan Rantai Pasok:
Tarif juga dapat mengganggu rantai pasok global, karena membuat perusahaan menjadi lebih enggan untuk melakukan perdagangan internasional.
Hal ini menyebabkan ketidakpastian dan gangguan dalam produksi dan distribusi barang.
3. Perang Dagang:
Kebijakan tarif sering kali memicu “perang dagang” dengan negara-negara lain. Negara-negara yang menjadi target tarif akan membalas dengan mengenakan tarif terhadap produk AS, yang akan menyebabkan lebih banyak barang menjadi mahal dan daya beli semakin tertekan.
Perang dagang juga dapat memperburuk hubungan diplomatik dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
4. Dampak pada Negara yang Menjadi Target Tarif:
Kenaikan harga barang impor akibat tarif dapat memicu inflasi di negara yang menjadi target tarif.
Inflasi ini akan semakin mengurangi daya beli masyarakat dan membuat kehidupan menjadi lebih sulit.
5. Krisis Global dan Ketidakmampuan Masyarakat untuk Membeli Barang:
Kenaikan harga barang, gangguan rantai pasok, dan perang dagang yang disebabkan oleh tarif dapat memperburuk krisis global.
Ketidakmampuan masyarakat untuk membeli barang yang dijual oleh “kapitalis” (dalam konteks ini, merujuk pada perusahaan-perusahaan besar yang menguasai pasar) adalah salah satu dampak dari krisis ini.
Masyarakat yang tidak mampu membeli barang kebutuhan pokok, atau barang-barang yang dianggap penting, akan mengalami kesulitan ekonomi dan sosial. Dan Tarif Trump bisa dianggap sebagai salah satu faktor yang memperburuk krisis global, karena menyebabkan kenaikan harga barang, gangguan rantai pasok, dan perang dagang yang berdampak pada daya beli masyarakat dan perekonomian global. Hal ini menyebabkan lebih banyak orang kesulitan membeli barang-barang yang dijual oleh perusahaan-perusahaan besar, atau “kapitalis”.
Masalah perang Palestina vc Isreal ini masalah serius sorotan mendunia untuk mendukung free west palestina karena palestina berjuang bukan Tentang agamis, ekonomis,dll. Melainkan perjuangan hak menentukan nasib sendiri sebagai bangsa yang merdeka dan bebas, Tanpa diskriminasi, Rasisme, fasisme, ekplorasi, ekocida ekosait marginalisasi dll.diatas tanahnya sendiri.
Kemudian perang Gaza vc Iran juga sama perjuangan pembebasan sama hal dengan perjuangan Indonesia vc Papua.
“Update Papua Darurat Militer dan Kemanusiaan”
Sejak Trikora dikeluarkan oleh Soekarno pada 19 Desember 1961, target dan niat Indonesia dalam rangka mencaplok dan menganeksasi wilayah Papua Barat mulai dari Sorong sampai Merauke adalah untuk kepentingan investasi akan kekayaan alam Papua dibungkus dengan pendekatan kekerasan militer yang bertujuan untuk melindungi segala bentuk pembangunan dan perbaikan ekonomi dan politik Indonesia.
Papua dijadikan lahan bisnis militer, sambil melindungi kaum kapital dan imperialis global yang memiliki modal agar terus mengesploitasi Sumber Daya Alam (SDA) di Papua. Kongkalingkong antara kapitalis global dan kolonial Indonesia mendorong terlaksanakan persetujuan New York Egreement pada 15 Agustus 1962, perjanjian Roma Agreement 30 September 1962 yang melegitimasi proses ilegal Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada tahun 1969. Sejak saat itu, berbagai operasi kejahatan militer terlaksana di Papua mulai dari operasi Wisnu Murti I dan II, operasi Brathayudha, operasi Gagak, operasi Kasuari, hingga operasi Rajawali. Selain itu, berganti nama pada periode waktu tertentu Barata Yuda sampai dengan operasi militer di Nduga, Intan Jaya, Pegunungan Bintang, Puncak Papua, dan Yahukimo sedang berlangsung saat ini akibat proses dominasi militer sejak masa lalu.
Operasi militer di Papua saat ini tidak terlepas dari kepentingan investasi kapitalis dan imperialisme global. Pembangunan infrastruktur Rezim Jokowi, pembukaan jalan trans Papua, yang sepenuhnya dikerjakan oleh militer adalah untuk membuka akses bagai imperalis global yang selama terkendala akibat wilayah Papua yang saling terisolisasi satu sama lain.
Pembangunan pos-pos militer sepanjang jalan Trans Papua, Pangkalan Militer di Papua adalah kepentingan imperialisme-kapitalisme kolonial diatas tanah Papua dengan tujuan untuk menghilangkan Etnis Orang Papua dan menurunkan populasi penduduk orang asli Papua, Beberapa kabupaten yang masih dalam pengungsian Yaitu NDUGA sejak 2018 Ingga 2025, Yahukimo, intanjaya, puncak Jaya, Degiyay Dogiyai, Maybrat, terkhusus Papua Tengah dan Papua pegunungan mengalami namanya genosida, ekosait, ecosida, memarjinalisasi, fasisme, eksplorasi, diskriminasi, Teror, mutilasi dll.
Paling agresif adalah Setela Lantik presiden RI Prabowo Subianto orang Papua di bunuh secara misterius dengan Militerisme yang berbasis struktur sistematis tidak heran jika kita melihat dengan latar belakang background presiden RI Prabowo Subianto adalah Komdan kopassus yang membebaskan sandera di Papua Mapnduma 1996 kemudian Prabowo juga aktor pelanggaran HAM di Aceh, Timor Leste, dan Papua.
Semua di balik kebijakan Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran merupakan kepentingan komprador Holigarky yang sistematik diatas tanah Papua dan Indonesia, kemudian pergerakan mahasiswa pun kemuduran, Demokrasi benar-benar memperkosa oleh orang-orang kapital kolonial dan tidak ada kebebasan berekspresi kebebasan berpikir dan UU 1999 tentang hak asasi manusia pun di memperkosa oleh Borjuis kapitalis.
Demikian hasil pembacaan situasi umum dan belajar bersama Aliansi mahasiswa Papua komite kota Lombok dan Front Rakyat Indonesia untuk west Papua lombok.
Panjang umur hal-hal baik.!!
Panjang umur perjuangan.!!
Solidaritas tanpa batas berjuang sampi mengakhiri.!!
Medan juang, Lombok 24 Mey 2025
