Tanpa Pembebasan Perempuan, Tidak Ada Pembebasan Nasional Bangsa Papua Barat

“Jangan biarkan sejarah bangsamu dicuri oleh orang lain! Ingatlah asal usulmu dan jangan biarkan orang lain mengendalikan nasibmu”.-Karl Marx
Sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal jati dirinya, tahu budayanya, tahu bahasanya, tahu identitasnya dan tahu asal usul sejarah bangsanya.
Perempuan tidak hanya ditugaskan untuk urusan dapur, kasur, melahirkan, menyusui anak dan urus suami setiap hari di dalam penjara yang bernama rumah tangga. Lebih dari itu perempuan dituntut untuk berjuang Pembebasan Nasional bangsanya, perempuan dituntut untuk berbicara persoalan bangsa Papua Barat di dalam organisasi, di dalam forum-forum maupun secara individu mengambil sikap untuk berjuang hak menentukan nasib sendiri. Seperti Kawan-kawan perempuan Timor Leste yang angkat senjata dan yang perang Revolusi di Timor Leste.
Kawan-kawan perempuan Papua Barat harus tahu bahwa fase-fase asal usul penindasan perempuan ada tiga fase yaitu; fase Komunal primitif, Fase Feodalisme dan fase Kapitalisme. Dimana fase komunal primitif adalah laki-laki dan perempuan setara, maka laki-laki dan perempuan secara bersama-sama untuk mempertahankan kehidupan dengan meramu dan berburu.
Selanjutnya adalah kita bangsa Papua Barat dari fase komunal primitif,langsung melompat ke fase kapitalisme kenapa demikian? Karena kami bangsa Papua Barat tidak mengenal feodalisme (sistem kerajaan, bangsawan) namun bangsa Papua Barat kenal adalah kepala suku dan klan. Jadi, penindasan yang dialami oleh Kawan-kawan perempuan Papua Barat adalah kapitalisme, imperialism, kolonialisme dan militerisme. Karena fase kapitalisme bersamaan dengan kolonialisme dan militerisme Indonesia di Papua Barat.
Dengan itu, jangan sampai kawan-kawan perempuan Papua Barat pandangannya mengarah pada Feminisme Radikal. Pandangan feminisme Radikal adalah di mana kawan-kawan perempuan memandang bahwa menindas mereka (Perempuan) adalah kaum laki-laki padahal penindasan berasal dari kapitalisme, kolonialisme dan militerisme Indonesia. Selanjutnya adalah feminisme kapitalisme dimana faminisme kapitalisme memandang pada harta benda. Contohnya kawan-kawan perempuan mencari kawan pasangan hidup adalah orang kaya yang punya mobil dan motor saja, artinya mereka cinta pada harta benda bukan cinta pada manusia sebagai teman manusia.
Selanjutnya adalah feminisme sosialisme. Feminisme Sosialisme memandang bahwa laki-laki dan perempuan adalah setara, sama yang harus berjuang bersama-sama untuk menentukan masa depan yang lebih baik. Kawan-kawan Feminis Sosialisme memandang bahwa musuh bersama adalah kapitalisme yang memiliki alat pemilikan peribadi dan menindas, menguras dan menghisap umat manusia. Feminis Sosialisme memandang bahwa musuh bersama adalah kolonialisme dan militerisme yang menjajah dan menindas bangsa lain.
Maka kawan-kawan pelopor gerakan pembebasan Nasional bangsa Papua Barat memiliki kewajiban terhadap kawan-kawan kaum perempuan Papua Barat untuk mendidik dan mengarahkan ke feminis Sosialisme untuk berjuang bersama dengan mengatakan bahwa perjuanganmu adalah perjuanganku. Kekuranganmu adalah kekuranganku. Kelebihanmu adalah kelebihanku. Kesakitanmu adalah kesakitanku. Dan impian pembebasan bangsa Papua Barat merupakan impian, kewajiban dan tugas kita bersama. Serta saling mengerti, saling melengkapi, saling menjaga dan saling mendorong dalam perjuangan hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa Papua Barat.
Sejarah membuktikan bahwa perempuan mampu melawan penindasan nasional, seperti Davis Angela yang menentang rasisme di Amerika Serikat.
Ibu,Margarita Neri Seorang gadis biara muda yang kaya yang membentuk pasukan untuk melawan pemerintah Meksiko,Malala Yousafzai
Seorang aktivis kemanusiaan yang pernah ditembak oleh kelompok Taliban dan demikian juga di Indonesia perempuan-perempuan Indonesia yang melawan penindasan nasional Belanda Untuk menentukan nasib sendiri. Seperti ibu Kartini, Raden Dwi Sartika, Christiana Martha dll.
Dalam Kurikulum Sekolah Rakyat tidak ada istilah guru dan murid. Artinya semua orang laki-laki dan perempuan, Anak-anak dan orang dewasa semua sama di dalam sekolah Rakyat, sebab kita semua adalah bangsa tertindas yang sedang berjuang bersama, ditindas bersama, belajar bersama, menderita bersama, merasakan bersama dan berjuang bersama untuk menentukan nasib sendiri bagi bangsa Papua Barat sebagai solusi demokratis.
Rimba, 21 Maret 2025
Atas nama Rakyat tertindas dan terhisap, panjang umur perjuangan!
Sekolah Rakyat Nuwi Nindi Nduga Papua