Monday, 23 December 2024

GULINGKAN KAPITALISME SEBAGAI AKAR PERSOALAN PELANGGARAN HAM DI SELURUH DUNIA?

-GULINGKAN KAPITALISME SEBAGAI AKAR PERSOALAN PELANGGARAN HAM DI SELURUH DUNIA

Dokumentasi 14 November 2024 kota mataram Taman budaya lingkaran Komite aksi kamisan mataram dan Aliansi mahasiswa papua komite kota lombok

Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Lombok Dan Komite Aksi  Kamisan Mataram”

GULINGKAN KAPITALISME SEBAGAI AKAR PERSOALAN PELANGGARAN HAM DI SELURUH DUNIA!! 

Tuntaskan kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia dan terutama papua.? 

SALAM PEMBEBASAN NASIONAL PAPUA BARAT.!!!

1. Sejarah singkat masyarakat tanpa kelas

Dalam peradaban sebelumnya, manusia pernah hidup tanpa polisi, atau badan bersenjata yang terpisah dari masyarakat. Manusia primitif telah menghabiskan hidup di bumi untuk waktu yang lama dalam masyarakat tanpa kelas, tanpa negara, dan tanpa polisi. Mungkin hidup mereka tidak selalu indah. Tetapi secara umum, setiap orang dalam komunitas harus bekerja sama secara kooperatif untuk bertahan hidup di tengah tekanan buta alam. Fungsi keamanan dilakukan semua orang dan mereka melakukannya tanpa memerlukan badan represif khusus yang berdiri di atas masyarakat.

Dalam masyarakat primitif tanpa negara ini, tidak ada penindasan manusia atas manusia lain karena tingkat produktivitas tidaklah memungkinkan. Pada saat itu, setiap manusia hanya bisa menghasilkan cukup sandang pangan papan untuk dirinya sendiri. Tidak ada surplus yang tercipta, sehingga tidak ada gunanya memiliki budak kalau sang budak hanya mampu menghidupi dirinya sendiri. Tetapi dengan perkembangan tenaga produksi – yang terutama ditandai dengan berkembangnya pertanian dan peternakan – masyarakat mulai menghasilkan surplus. Sekarang setiap orang bisa menghasilkan lebih dari kebutuhan sehari-harinya. Perkembangan ini menghancurkan tatanan masyarakat tanpa kelas yang lama, membuka pintu ke masyarakat kelas. Dalam masyarakat yang telah terbagi menjadi kelas-kelas, minoritas penindas hidup dari hasil kerja orang-orang di bawahnya. Untuk mempertahankan kekuasaan, kekayaan, dan hak istimewa minoritas yang berkuasa, organ yang berdiri di atas masyarakat atau yang kita sebut sebagai ‘negara’ akhirnya berkembang.

Pada hakikatnya, negara adalah “badan khusus orang-orang bersenjata” yang mempertahankan kepentingan kelas yang berkuasa atas kelas lainnya. Ini termasuk susunan birokrasi pemerintahan, pengadilan, polisi, penjara dan militer. Semua ini ada untuk mempertahankan “hukum dan ketertiban” kelas yang berkuasa. Ini berarti bahwa negara yang kita kenal sekarang ada untuk mempertahankan dan melanggengkan eksploitasi segelintir kelas kapitalis. Dengan demikian kita memahami bahwa negara – yang di dalamnya termasuk kepolisian – merupakan produk tak terelakkan dari terbaginya masyarakat ke dalam kelas-kelas.

2. Kita tidak bisa memiliki kapitalisme tanpa polisi dan militer

Minoritas kecil tidak mungkin dapat mengeksploitasi mayoritas kelas pekerja tanpa memiliki organ bersenjata di bawah kendalinya. Pendidikan, agama, moralitas atau dengan kata lain alat represi ideologi tidaklah cukup untuk menjaga masyarakat dalam batas-batas tata tertib penguasa. Untuk mempertahankan dirinya dan mencegah orang-orang bertindak melawan peraturan, kelas penguasa membutuhkan alat represi fisik yang berdiri khusus di atas masyarakat, yaitu polisi, hukum, pengadilan, dan penjara

Ini benar terutama kondisi masyarakat semakin memburuk akibat krisis. Kondisi ini membuat banyak orang mulai menuntut roti dan mulai mempertanyakan tatanan yang ada. Perjuangan kelas yang semakin sengit ini, mau tidak mau, berhadapan dengan represi polisi.

Negara dan aparatur kekerasannya tidak bisa diubah menjadi badan yang “netral” karena sesungguhnya mereka adalah organ kelas untuk melayani kelas tertentu. Artinya kita tidak bisa memiliki kapitalisme tanpa polisi. Satu-satunya solusi adalah revolusi sosialis yang akan mempreteli negara borjuis dari atas hingga bawah beserta semua aparatur kekerasannya. Negara ini akan digantikan oleh pemerintahan dari dan oleh kelas pekerja, yaitu negara buruh. Bila negara borjuis adalah negara yang fungsinya adalah mempertahankan kepemilikan pribadi kapitalis atas alat-alat produksi dan menjaga privilese-privilese mereka, maka tugas negara buruh adalah sebaliknya. Tugas negara buruh adalah mengakhiri dominasi ekonomi dan politik kelas kapitalis, dengan menyita tuas-tuas ekonomi yang ada di tangan kapitalis, menyerahkannya di bawah kontrol demokratik buruh untuk dijalankan demi pemenuhan kebutuhan seluruh rakyat pekerja. Pendeknya, negara buruh melayani kepentingan kelas buruh.

Sebuah revolusi sosialis akan menciptakan pemerintahan, norma dan aturan baru yang tunduk pada mayoritas kelas pekerja, dan bukan pada segelintir kelas kapitalis. Ini berarti fungsi keamanan publik tidak lagi terspesialisasi dan terpisah dari masyarakat, melainkan fungsi ini ada di tangan semua rakyat pekerja. Alat-alat kekerasan tidak lagi dimonopoli oleh polisi dan tentara yang berdiri terpisah dari masyarakat, tetapi berada di bawah kontrol demokratik langsung rakyat pekerja.

3. Krisis 2008 sebagai penanda kapitalisme telah gagal

Setelah krisis finansial 2008 yang mengguncang dunia secara ekonomi, sosial dan politik, dunia telah berubah dan hampir-hampir rupanya tak bisa kita kenali lagi. Dunia telah terjungkir balik. Semua yang tampaknya kokoh ternyata kopong, dan roboh begitu saja ketika terhempas angin perubahan yang semakin hari hembusannya semakin kencang. Inilah dunia yang sedang kita masuki hari ini. Dari sekelumit peristiwa politik yang tampaknya kacau balau ini, yang di permukaan tampak simpang siur tanpa makna, kita harus menemukan benang merah yang mengikat semuanya. Hanya dengan demikian kita bisa menemukan tempat kita di dalamnya dan memformulasi program kerja yang tepat dan terarah untuk mengubah dunia, karena seperti kata Karl Marx: “Para filsuf hanya menafsir dunia dalam berbagai cara; akan tetapi persoalannya adalah mengubahnya.”

Sejak krisis finansial 2008, legitimasi kapitalisme terus tergerus. Dipicu oleh meledaknya balon kredit perumahan, sistem kapitalisme mengungkapkan kontradiksinya yang tak terpecahkan – yakni krisis overproduksi – bukan dalam lembar-lembar buku Das Kapital tetapi dalam realitas yang nyata. Begitu banyak rumah telah tegak dibangun oleh kelas buruh, tetapi mereka yang membangunnya tidak mampu menghuninya karena kemampuan membelinya tidak mencukupi. Pada ketinggian krisis finansial 2008, puluhan juta rumah terbengkalai kosong sementara jutaan pekerja jadi tunawisma atau terpaksa hidup berhimpitan di satu rumah dengan banyak orang. Krisis perumahan hanyalah satu manifestasi dari krisis overproduksi di bawah kapitalisme. Dari semua bentuk masyarakat yang pernah ada, hanya kapitalisme yang melempar jutaan orang ke lembah kemiskinan di tengah keberlimpahan yang ada.

4. Persoalan kemanusiaan dibawah kontrol sistem kapitalisme

Seperti yang dikata Lenin dalam Karya yang maha dasyatat; “Negara dan Revolusi”:

Dia menjelaskan negara dalam esensinya adalah “badan khusus orang bersenjata” untuk membela kepentingan kelas yang berkuasa. Negara adalah “kekuatan pemaksa khusus”, “alat untuk mengeksploitasi kaum tertindas.” Di balik kekuasaan politik kapitalis berdiri aparatus kekerasan: polisi, tentara, hakim, dan penjara mereka.

Karya Lenin ini mengungkapkan dengan jelas apa karakter sesungguhnya dari negara borjuis dan tugas kaum revolusioner. Negara ini tidak bisa direformasi. Negara ini tidak bisa diubah menjadi lembaga yang netral. Kelas buruh harus menumbangkan negara borjuis ini lewat revolusi.

Sehingga dapat kami simpulkan bahwa; Persoalan kemanusiaan, perampasan lahan, rasisme, seksisme, perampasan lahan, kekerasan berbasis gender, dan persoalan kebangsaan, berserta pelanggaran-pelanggaran HAM lainnya telah terkodifikasi begitu rupa dibawah sistem yang bercokol sampai hari ini yaitu: kapitalisme.

5. Jalan keluar umat manusia

Mayoritas generasi muda hari ini tidak lahir dan dibesarkan di bawah rejim Orde Baru, dengan propaganda anti-komunis mereka yang memekakkan telinga dan menumpulkan semua pancaindera. Secara umum mereka juga tidak hidup di bawah masa keemasan kapitalisme. Di mana-mana mereka melihat krisis dan kebuntuan masyarakat. Generasi muda inilah yang akan menjadi batalion gerakan proletariat di periode mendatang.

Mungkin akan ada yang mengeluh kalau generasi muda hari ini apati karena mereka tidak merasakan kediktatoran di bawah Orde Baru. Pandangan pesimis seperti ini hanya menunjukkan ketidakpahaman akan dinamika kesadaran kelas, dan sebenarnya adalah cerminan dari keragu-raguan mereka sendiri. Pemikiran kalau rakyat pekerja hanya akan bergerak bila mereka hidup di bawah penindasan dan kediktatoran yang teramat brutal adalah cara pandang yang mekanis. Kalau demikian maka kapitalisme seharusnya sudah ditumbangkan di negeri-negeri di Afrika dimana kondisi rakyat sangatlah menyedihkan, dengan perang sipil yang terus berkecamuk dan diktator silih berganti berkuasa. Kondisi reaksi macam ini justru dapat menghancurkan semangat perjuangan rakyat, seperti halnya dibutuhkan lebih dari 30 tahun setelah kudeta 1965 – yakni pergantian seluruh generasi – sebelum rejim Orde Baru bisa ditantang dan ditumbangkan.

Tugas kaum revolusioner hari ini adalah memenangkan generasi muda ini, pelajar dan buruh, dan mendidik mereka dengan gagasan revolusioner yang tepat. Generasi aktivis lama yang telah letih, yang penuh keragu-raguan pada diri mereka sendiri dan pada sosialisme, kita tinggalkan dan kita sambut generasi yang baru yang penuh optimisme ini. Hanya dengan membangun organisasi revolusioner yang bisa menghimpun lapisan muda terbaik maka masa depan sosialisme dapat menjadi kenyataan.

Tuntuan:
1. Hentikan Perampasan Lahan di Wilayah NTB dan Seluruh Indonesia.
2. Tuntaskan Kasus 1965
3. Tuntaskan Kasus Kanjuruhan
4. Cabut Laporan 6 Mahasiswa
5. Hentikan program transmigrasi ke Papua.
6. Tuntaskan kasus pelanggaran HAM ditanah Papua dan segera Mengadili pelaku pembunuh tobias silak pada 20 Agustus 2024
7. Membuka akses jurnalis independen nasional dan internasional di tanah Papua.
8. Tarik militer organik dan non-organik di tanah Papua.
9. bubarkan teritorial TNI Polri
10. Adili Prabowo adalah pelaku pelanggaran HAM Berat di Papua
11. Berikan Kebebasan Akademik di seluruh Kampus NTB
12. Lawan Rasisme di Dunia Akademik.
13. Mengnasionalisasi seluruh tuas tuas ekonomi vital negara dibawah kontrol pekerja secara demokratis
14. Berikan Hak Menentukan Nasib Sendiri bagi bangsa West Papua dan Palestina
15. ⁠Hentikan Penindasan Perempuan di Dunia Akademik, Keluarga dan Dunia Kerja.

 

Sekian atas perhatian.!!!

Medan juang, perjuangan sepanjang kehidupan.

Mataram, Kamis 14 Novermber 2024

#Hancurkan-imperialisme

#Hapuskan-kolonialisme

#Lawan- militerisme

Writing aksi kamisan mataram

Website_Karungguwene.com